Sabtu, 02 Juli 2011

Kel Lagoa Duta Jakut Lomba P2WKSS Ke Provinsi

LAGOA- Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja Jakarta Utara berupaya untuk menjadi terbaik dalam lomba P2WKSS (Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera ) tingkat DKI Jakarta. Sebagai Duta Jakarta Utara berbagai persiapan dan inovasi di lakukan kelurahan. Seperti Warung Balita Sehati, di RW 9, Pemanfaatan tanah pekarangan,pembuatan rumah komposting skala dasa wisma,Gerakan masyarakat Magribdi RW 17,pengenalan mainan robotic bagi PAUD serta RW siaga.

Plh Lurah Lagoa Haryadi menjelaskan, Kel Lagoa sebagai Duta Jakut berupaya untuk melakukan perbaikan ke tingkat propinsi. P2WKSS adalah program peningkatan peranan perempuan dalam pembangunan yang berupaya mengembangkan SDM dan lingkungannya untuk mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia."Saat ini sedang membangun Bengkel Kerja pembuatan rumah komposting di 18 RW di Lagoa dengan metode media vertikultur (Pemanfaatan tanah pekarangan" ujar Haryadi.

Dijelaskan, saat ini pengembangan media vertikultur sudah ada di 6 RW, rencananya bulan ini 18 RW sudah memilikinya.

Henni, salah seorang kader PKK sangat bahagia mengingat wilayah menjadi salah satu terbaik mewakili kotamadya Jakut. "Jika semua perempuan berfikir untuk memajukan lingkungannya, lingkungan sehat,indah dan asri serta menjadi nilai ekonomis" tuturnya.

Sekedar diketahui, Kel Lagoa merupakan salah satu kawasan terpadat di Kecamatan Koja sebagai pemukiman padat. Jumlah penduduk sebanyak 60.187 jiwa dari 16.558 KK yang tersebar di 18 dari 222 RT. Ada 6 RW pemukiman padat memiliki berbagai potensi diantaranya Warung Balita, kebun bibit, pembuatan coklat,kolam gizi dan sebagainya. Begitu juga program KB di kawasan ini cukup baiknya. dari tahun 2009 lalu jumlah balita 4.340 balita, tahun 2010 4.083 dan tahun 2011 ini 3.910 balita.
( bian)

Pengunjung Pasar Manfaatkan Layanan KTP Mobile

PADEMANGAN BARAT- Seperti biasanya tiap hari sabtu pagi Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Utara membuka pelayanan  KTP . Memasuki putaran ke 25 di Jakarta Utara pelayanan di fokuskan di kawasan RW 10 Pademangan Barat, Jakarta Utara. Lokasi kali ini ditempatkan di Pasar Tradisional Pademangan Barat, di Jalan Budi Mulya Pademangan Barat.

Tanpa menunda-nunda waktu, warga berbondong-bondong menuju lokasi kegiatan KTP Mobile.Selain warga bisa berbelanja untuk kebutuhan masak di rumah juga langsung memanfaatkan pelayanan ini. "Kalau begini sangat membantu mas! selain bisa berbelanja kebutuhan masak dirumah, juga bisa sekalian ngurus KTP yang sudah habis masa berlaku" ujar Ririn 34, warga RW 10 Pademangan Barat, Jakarta Utara.

Hal senada dirasakan Suryani 40, warga Pademangan Barat lainnya. Mendengar ada pelayanan KTP di halaman pasar, iapun langsung memanfaatkannya. Dan kegiatan yang dilakukan di pasar ini sangatlah membantu. " Gimana engga membantu, usai mengurus KTP langsung belanja keperluan dapur, pulang dari pasar KTP dan KK Baru langsung selesai" ujarnya.

Permohonan Perubahaan KK Membludak
Dalam pelayanan jemput bola (KTP Mobile) ini pihak sudin mengerahkan dua unit mobil pelayanan. Apalagi di pelayanan tersebut lebih banyak permohonan perubahan KK (Kartu Keluarga) yang mencapai ratusan pemohon. "Saat ini pelayanan jemput bola bukan hanya melayani perpanjangan KTP saja, melainkan perubahan KK Lokal ke KK nasional . Tujuannya untuk mempercepat verifikasi data kependudukan sebagai database pelaksanaan E-KTP" ujar Edison Sianturi Kasudin Dukcapil Jakarta Utara didampingi Purnomo Lurah Pademangan Barat, Jakarta Utara.

Dalam pelayanan ini tersebut, petugas melayani hingga sore hari, khususnya pencetakan KK yang dilanjutkan ke kantor kelurahan. Sedikitnya ada 61 permohonan KTP tercetak, 441 berkas permohonan perubahan KK serta 21 permohonan akte lahir.

Masalah Kemiskinan Di Jakut Belum Tuntas!

Jakarta Utara yang membujur di sepanjang pantai Teluk Jakarta itu memang menjadi etalase DKI Jakarta. Wilayah kota ini menjadi pintu masuk ke Ibu Kota dari laut karena di sana terletak Pelabuhan Tanjung Priok, Pelabuhan Sunda Kelapa, Pelabuhan Muara Baru, Pelabuhan Marina-Ancol, dan pelabuhan-pelabuhan nelayan lainnya.

Pantai dan laut memang menjadi kelebihan Jakarta Utara dibandingkan dengan wilayah kota lainnya di Jakarta, selain Kabupaten Kepulauan Seribu. Selain pantai, Jakarta Utara mempunyai wisata sejarah, wisata religi, wisata alam, dan juga wisata kuliner.Jakarta berulang tahun ke 484 tahun, bagi Jakarta Utara berharap kedepannya lebih baik lagi. Terutama permasalahan-permasalahan sosial dan ekonomi masyarakatnya. Lihat saja, dari Kecamatan Penjaringan berjajar Pusat Pelelangan Ikan Muara Karang sekaligus pusat kuliner makanan hasil laut. Lalu ada Masjid dan Makam Luar Batang, ada Galangan Kapal VOC, Pelabuhan Sunda Kelapa, Islamic Center, Gereja Tugu dengan Kerontjong Toegoe, Stasiun Tanjung Priok, dan lainnya.

Selain wisata, di Jakarta Utara juga terdapat sentra industri perikanan, sentra perdagangan kayu, sentra pergudangan dan perdagangan, serta sentra perkantoran, permukiman, dan perbelanjaan.

Potensi wisata yang dimiliki Jakarta Utara memang luar biasa. Bambang melihat, andaikan saja potensi ini dapat dikembangkan lebih besar, tentu akan meningkatkan kehidupan masyarakat Jakarta Utara.

Keinginan wali kota untuk mengembangkan wisata agaknya bukan perkara mudah. Soal infrastruktur, anggaran, hingga sumber daya manusia, masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dibenahi. Namun, semua kendala itu bukan untuk dihindari. Pengembangan wisata pesisir tidak bisa menunggu semua pekerjaan rumah itu dibenahi, baru wisata dikembangkan. ?Semua harus berjalan bersama. Sambil mengembangkan, sambil membenahi,? ujar Bambang.

Penggusuran

Dari segala upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Jakarta Utara, persoalan yang paling pelik adalah penggusuran. Jakarta Utara yang luasnya 139,5 kilometer persegi mempunyai beberapa titik permukiman kumuh. Misalnya saja di bantaran kali, jalur hijau, kolong tol,kawasan Gree Area dan juga hunian di lingkungan yang status kepemilikan tanahnya tidak jelas. Beberapa kali masalah penggusuran menjadi menonjol di wilayah ini. Contohnya masalah pembebasan lahan Tol JORR di Kalibaru, Cilincing yang belum tuntas, Waduk Pluit, pemukiman liar di bantaran Kali Cakung Lama dan lainnya. Begitupun dengan penggusuran di Taman BMW, hingga kini masih bersengketa.

PKL

Masalah PKL yang masih menjadi persoalan hingga kini belum juga dituntaskan. Seperti PKL di lorong 104 Permai yang masih berdagang meski tidak harus kucing-kucingan, PKL Islamic Center, PKL Perempatan Semper di atas Trotoar, PKL di Jalan Yos Sudarso (Samping Astra), PKL jalan Pluit Selatan Raya, PKL Jalan Warakas, PKL Jalan Tipar Cakung dan lainnya.  Akibatnya timbul kesemerawutan dan membuat akses jalan jadi macet.

Pendatang
Terkait masalah kemiskinan, penduduk pendatang yang mengadu nasib di Jakarta Utara patut menjadi perhatian Pemko Jakarta Utara. Saat ini di Jakarta Utara tercatat ada 54.827 rumah tangga sasaran yang masuk kategori miskin. Rata-rata mata pencaharian mereka adalah buruh pabrik dan pelabuhan, nelayan, dan sektor informal.

Mereka yang bekerja di tiga sektor ini sebagian besar adalah pendatang. Lokasi Jakarta Utara yang mempunyai pelabuhan menjadi pintu masuk bagi orang-orang di luar Jakarta. Sementara di wilayah kota ini sendiri terdapat pelabuhan dan kawasan industri, yakni Kawasan Berikat Nusantara Cakung dan Marunda.

Selain itu banyak pendatang yang bekerja menjadi nelayan jaring, nelayan sero, dan sebagainya. Belum lagi sektor-sektor informal, seperti pedagang kaki lima, tukang becak, ojek sepeda, dan pekerja seks komersial.

Para pendatang membutuhkan tempat tinggal yang murah, yang bisa terjangkau dengan pendapatannya. Akhirnya mereka menempati lahan-lahan kosong yang dibiarkan oleh pemiliknya.

Dalam waktu yang singkat, kawasan kosong itu langsung dipenuhi oleh bangunan liar. Apabila menunggu sedikit lebih lama, gubuk-gubuk itu berubah menjadi bangunan semipermanen dan lalu permanen penuh. Ada juga yang berubah menjadi rumah petak kontrakan sehingga membuat kawasan itu semakin padat dan kumuh.

Kepadatan penduduk ini menimbulkan risiko lain. Kawasan yang padat sangat rentan terhadap musibah kebakaran, kesehatan, keamanan, dan kebersihan. Masalah ini tentu tidak sejalan dengan impian menjadikan Jakarta Utara menjadi destinasi wisata utama di DKI Jakarta.Dengan alasan itulah (tentu saja ini bukan alasan satu-satunya), Pemkot Jakarta Utara mulai membenahi kawasan-kawasan kumuh. Perlawanan pasti didapat sehingga pemerintah harus bijak agar tidak jatuh korban.

Patut diakui, saat penggusuran terhadap 700 lapak yang ada di Jalan Lorong 104, Pemkot jakarta Utara telah mengambil tindakan tepat, yakni menggusur pada pagi hari. Saat itu, para pedagang sudah selesai berjualan dan tidak ada masyarakat umum di jalan. Namun, penggusuran dengan damai ini tidak ada artinya jika tidak ada kelanjutannya. Lahan dibiarkan kosong lama tanpa penjagaan sehingga ditempati oleh pencari tempat tinggal. Jika sudah begini, anggaran dan peluh yang telah dikeluarkan akan sia-sia.




Jumat, 01 Juli 2011

Lurah Dan Camat Se Jakut Studi Banding Ke Luar Kota, Pelayanan Umum Terganggu


TANJUNG PRIOK- Warga Jakarta Utara menyayangkan sikap para Camat dan lurah melakukan studi banding di jam kerja yang meskinya bisa dilakukan pada waktu yang lain. Para Camat dan lurah ini melakukan studi banding dalam rangka melihat lokasi titik Adipura di Kota Surabaya yang menjadi juara pada Adipura tahun 2011 ini.

"Memang sih ! pak lurah sedang pergi keluar kota, tapi engga tahu tujuannya kemana, namun pelayanan masih bisa diatasi oleh wakil atau sekretarisnya" ujar salah seorang petugas di kantor pelayanan Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok Jakarta Utara.

Hal senada juga disayangkan oleh Subur 45, warga RW 5 Semper Timur dan Marowi 38, Warga RW 3 Pademangan Barat, Tanjung Priok serta  Suprapto warga Kalibaru Jakarta Utara. Ia tidak mengetahui jika pada hari jum,at ini lurah maupun camat sedang plesiran ke luar kota. Meskinya mereka lebih mengutamakan pelayanan masyarakat, apalagi hari jum,at hari kejepit bagi masyarakat untuk mengurus sesuatu yang penting.

"Padahal hari ini saya membutuhkan tanda tangan pak lurah di KTP untuk mengurus asuransi anak saya, karena engga ada lurahnya terpaksa baru hari senin nanti bisa diambil" kesal Subur.

Hasil pantauan di lokasi, hampir semua pelayanan di kantor kelurahan di 31 Kelurahan dan 6 Kecamatan warga yang datang dan memerlukan bubuhan tanda tangan camat dan lurah kecewa. Dan berharap agar kegiatan seperti di jam pelayanan tidak terulang lagi.

Menanggapi hal ini Fhilis Sudianto LSM Pemerhati sosial dan Pemerintahan Jakarta Utara menjelaskan, meskinya para Camat dan lurah tidak melalaikan pelayanan masyarakat terutama yang berhubungan langsung dengan lurah seperti tanda tangan di KTP dan Kartu Keluarga. " Kalau memang tujuannya studi banding itu bermanfaat, toh bisa dilakukan pada hari diluar jam pelayanan seperti jum,at sore berangkat" ujarnya.

Kamis, 30 Juni 2011

Pak Ogah Kuasai Jalan Strategis Di Jakarta Utara

TANJUNG PRIOK- Pengatur jalan dengan meminta uang jasa kepada pengguna jalan atau disebut 'Pak Ogah' hampir mengusai di sejumlah akses jalan strategis maupun jalan alternatif. Karena ulahnya itu jalan menjadi macet dan dikeluhkan. Bahkan pak ogah ini tak segan-segan meminta secara paksa kepada mobil yang tidak memberikannya uang. Pengguna jalan meminta agar petugas untuk menindaknya serta mengambil alih untuk pengaturan arus lalulintas.


"Kesel aja kalau ada pak ogah, mereka cuma mau mengatur kalau si pengemudinya memberi uang, bahkan kalau akses jalan lagi macet mereka kesempatan untuk mencari uang dengan paksa" tutur Hermawan 40, warga Jalan Roa Malaka, Rorotan CIlincing Jakarta Utara.

Hal senada disampaikan Surya Ali 39, warga Cilincing. Ia meminta agar petugas segera melakukan penertiban terhadap pak ogah yang kian hari jumlahnya makin menjamur. Disepanjang Jalan Raya Cacing sekitar puluhan pak ogah sibuk memanfaatkan macet untuk meminta uang kepada sopir. Merekapun tak segan-segan menggunakan kekerasan meminta kepada pengemudi. "Saya juga heran mereka itu kok engga ditertibkan, padahal sudah meresahkan banyak pengguna jalan" tuturnya.

Hasil pantauan dilokasi, puluhan pak ogah banyak ditemukan di Jalan Raya Plumpang-Semper, Jalan Raya Cakung-CIlincing, Jalan Raya Tugu, Jalan Raya Kramat Jaya (Jalan Dukuh), Jalan Jampea, Jalan RE Martadinata, Jalan Lodan, Jalan Arteri Marunda, Jalan Raya Cilincing, Jalan Teluk Gong dan Depan Gedung VOC, Penjaringan.

"Kami engga pernah takut mas! kalau ditangkap petugas, nanti juga ada pengurus yang mengurusi kami jika tertangkap" tutur Edi 30, pak ogah yang biasa mengatur di Jalan Plumpang-Semper.  Dijelaskan, dalam satu hari ia bersama enam rekannya bisa menghasilkan uang sebesar Rp 200 ribu dibagi enam orang. Bahkan jika terjadi kemacetan penghasilan bisa lebih. "Habis mau kemana lagi bekerja mas! nodong ditangkap polisi, mendingan jadi pak ogah" cetusnya.


(bian)

Angkot Mangkal,Pak Ogah Dan Galian Biang Kemacetan!

KOJA- Banyaknya angkot mangkal.pak ogah dan galian pipa  di sepanjang Jalan Raya Plumpang Semper menjadi pemicu kemacetan di kawasan itu. Sejak pukul 07.00  hingga jam 09.00 pagi dan sore hari kendaraan yang melintas di sepanjang jalan tersebut harus rela antri untuk menghadapi kemacetan.

Pengguna jalan juga mengeluhkan maraknya pak ogah yang mengambil alih pengaturan lalulintas hingga memperparah kemacetan.

"itulah mas! pak ogah di Apotik Dinar dan Perempatan Murtado meski ditertibkan, karena ulahnya macet makin parah" kesal Dado 34, pengemudi sepeda motor warga Jalan Raya Tugu Semper.

Hal senada disampaikan Ridwan 29, warga  Sukapura, bukan cuma pak ogah yang menjadi biang kemacetan di Jalan Raya Plumpang-Semper, melainkan angkutan umum seperti metromini,KWK dan APB seenaknya berhenti dan ngetem di setiap perempatan. Ia berharap petugas untuk menindaknya karena ulahnya tadi selain menjadi biang kemacetan. Begitupun pengerjaan galian pipa PAM yang tak kunjung selesai.

"Jadi kalau kami melintas Jalan ini, hanya bisa mengelus dada, meski melihat ada beberapa petugas yang berusaha mengatur arus lalulintas. Kalau bisa mereka juga ditertibkan" ujarnya.

Menanggapi keluhan masyarakat, pihak Sudinhub Jakarta Utara berjanji dalam waktu dekat segera melakukan penertiban terhadap angkot-angkot yang mangkal maupun parkir disembarang tempat. Dan untuk melakukan penertiban ini Sudinhub akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan trantib agar bisa berjalan lancar.

"Meski petugas kami selalu melakukan operasi rutin terhadap angkot mangkal, namun menanggapi keluhan masyarakat akan segera ditindak lanjuti" tutur Samsul Mirwan Kasie Op Penertiban Sudihub Jakarta Utara.

Ratusan Rumah Di Penjaringan Hangus Terbakar

PENJARINGAN- Sebanyak 102 rumah semi permanen di Jalan Tembok Bolong Empang Muara Baru, Blok B RT 01/17 Penjaringan, Jakarta Utara terbakar. Api diduga dari kompor gas yang di tinggal dari rumah warga. Sebanyak 21 unit mobil pemadam kebakaran di kerahkan untuk memadamkan api tersebut. Beruntung tidak ada korban jiwa. Kerugian akibat kebakaran tersebut diperkirakan ratusan juta rupiah.

petugas pemadam kebakaran sibuk memadamkan api di area lokasi di tersebut karena lokasi pemukiman padat di atas rawa atau empang, dan juga puluhan warga sibuk memindahkan barang-barang berharganya ke tempat yang lebih aman. Uniknya dari peristiwa terdapat sebuah musholah Jalaluddin di lokasi kejadian tidak ikut terbakar.
        
Jauhari, Perwira Piket Sudin Damkar Jakarta Utara, mengatakan, kebakaran terjadi pada pukul 11.15, dan berhasil di jinakkan selang dua jam kemudian pukul 13.15. "Kami sedikit kesulitan untuk menjinakan api, karena lokasi kejadian di dalam pemukiman padat dan di atas rawa yang sempit," kata Jauhari, Kamis (30/6) Jauhari menjelaskan, api di duga berasal dari kompor gas yang di tinggal dari rumah kontrakan yang di huni Butet (40). "Saat ini Butet sedang dalam periksaan di Polsek Penjaringan untuk dimintai keterangan," ujarnya.
 
Jauhari menambahkan, untuk menjinakkan api tersebut pihaknya mengerahkan 21 unit mobil pemadam kebakaran dari Jakarta Utara, Pusat, dan Barat. "Pada kejadian ini tidak ada korban jiwa, dan korban kebakaran saat ini dibantu dengan petugas PMI untuk pengobatan dan tendanya," ujarnya Gustara, Ketua RW 17, menambahkan, terdapat 102 KK dengan 400 jiwa yang kehilangan tempat tinggal. "Saat ini sementara korban kebakaran tinggal di tenda darurat yang dibuat PMI dan Sudin Sosial Jakarta Utara. Namun, saat ini korban membutuhkan makanan sembako," tandasnya (Bian)

Warga Kampung Beting Akhirnya Punya Posyandu Terpadu

TUGU UTARA- Kampung Beting Remaja, di Kelurahan Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, akhirnya memiliki Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kini secara rutin, para orangtua bisa memeriksakan kesehatan balitanya ke Posyandu yang diberinama Arsari ini.

Peresmian yang dihadiri petugas kesehatan dari Puskesmas Tugu Utara 3, Puskesmas Kecamatan Koja, serta petugas dari Suku Dinas Kesehatan, Jakarta Utara. Juga dipadati oleh ratusan orangtua yang masing-masing menggendong anak mereka yang masih balita. Mereka tampak antusias dengan keberadaan posyandu, yang baru pertamakali ada di wilayah mereka.
Supinah (31), salah satu warga yang tinggal di Blok B, Kampung Beting Remaja, mengaku senang dengan keberadaan Posyandu di wilayah tempat tinggalnya. "Warga di sini tidak pernah menyangka kalau Posyandu bisa berdiri di Kampung Beting," kata ibu empat anak ini, saat ditemui di tempat pelayanan Posyandu Arsari, di Blok A, Kampung beting Remaja, Kamis (30/6). Menurutnya selama ini, ia dan ibu-ibu lainnya di Kampung Beting kerap kesulitan membawa anak-anak mereka untuk diimunisasi. Akhirnya sejak lahir, keempat anaknya tidak memperoleh imunisasi yang lengkap.

Kristina, salah satu bidan dari Puskesmas Kecamatan Koja yang membantu pelayanan perdana Posyandu Arsari mengatakan, saat ini hanya anak di bawah dua tahun yang bisa dilayani. Sebab jumlah balita yang datang ke pelayanan ini sangat banyak.
"Kami prioritaskan yang di bawah dua tahun terlebih dahulu. Khususnya lagi, balita yang belum mendapatkan imunisasi campak," ujarnya saat ditemui, Kamis (30/6).Menurutnya untuk balita yang belum diimunisasi saat ini, bisa datang ke posyandu bulan depan. Sebab, dari total 386 balita yang ada di Kampung Beting Remaja, yang bisa diimunisasi hari ini hanya 28 balita.

"Tidak semua balita yang berusia di bawah dua tahun bisa diimunisasi hari ini, sebab ada balita yang kurang sehat, seperti sedang demam tidak bisa diimunisasi," ucap Kristina.
Ke 28 balita itu, diantaranya menerima imunisasi Campak, BCG, Polio, dan DPT.Menurutnya, pemberian imunisasi juga akan dilakukan pada Oktober 2011. Dan saat itu, seluruh balita dari usia 0 - 59 bulan akan diberikan imunisasi. Menurutnya, imunisasi sangat penting untuk balita, sebab dapat memberikan kekebalan dari penyakit.

Terkait dengan kegiatan Posyandu di salah satu "kawasan abu-abu" (grey area) di Jakarta Utara ini, Gunawan Sutrisno, Koordinator Pelayanan Kesehatan, Puskesmas Kecamatan Koja, mengatakan bahwa pada prinsipnya Posyandu merupakan kegiatan masyarakat yang berasal dari masyarakat juga. "Pemerintah, dalam hal ini Sudin Kesehatan, khususnya lagi pihak Puskesmas sifatnya hanya membantu, seperti penyediaan peralatan, imunisasi, dan pelatihan bagi kader Posyandunya," kata Gunawan.

Dia berharap, setelah Posyandu Arsari ini berdiri  masyarakat di Kampung Beting Remaja harus ikut peduli. Baik itu kadernya maupun para orangtua, dengan membawa anak-anak mereka ke posyandu secara rutin.

Ricardo Hutahaean, Koordinator Yayasan Arsari Anak Mandiri mengatakan, keberadaan Posyandu di Kampung Beting Remaja sudah cukup lama dirasakan perlu. Sebab sebagai kawasan yang oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dilabeli sebagai grey area, warga di sana juga kerap mendapatkan pelayanan kesehatan yang kurang berkenan. Lagi pula, Ricardo menambahkan, berdasarkan UUD 1945 Pasal 28H, UU Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, dan UU Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional, menetapkan bahwa setiap warga Indonesia berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Karena itu, Ricardo menekankan, bahwa negara bertanggungjawab atas pemenuhan hak untuk hidup sehat bagi penduduknya, termasuk masyarakat miskin dan tidak mampu. "Untuk masalah kesehatan, pemerintah jangan melihat status hukum atas tanah. Sebab meskipun tinggal di daerah yang dianggap ilegal, hak memperoleh pelayanan kesehatan tidak hilang," katanya.

Hujan Mengguyur, Warga Bantaran KCL Siaga Banjir

CILINCING- Guyuran hujan sejak siang hari membuat warga yang tinggal disepanjang bantaran Kali Cakung Lama (KCL) berjaga-jaga sambil membersihkan sampah yang terbawa hanyut arus kali agar wilayahnya tidak ketiban banjir. Seperti terlihat di Kampung Rawa Gatel, Sukapura dan Kampung Kandang, Semper Barat, Cilincing.

Wajar mas! kami bersiaga, mengingat kondisi kali yang mengecil dan rawan banjir jika hujan deras turun. Untuk itu kami berjaga-jaga" tutur Bambang 35, warga RW 10 Sukapura.

Sri Hartati Wakil Lurah Sukapura, menjelaskan, jika memang dikawasannya tergenang banjir, pihaknya sudah mensiagakan sejumlah titik lokasi pengungsian diantaranya kantor kelurahan dan Masjid Babul Salam serta Sekolah Yanik  di kawasan RW 10 Sukapura. Hingga kini pihaknya masih memantau sejumlah kawasan pemukiman yang rawan banjir. "Saat ini sudah ada laporan di RT 4/10 air sudah menggenangi jalan, namun rumah warga masih aman dari banjir" kata Sri Hartati Wakil Lurah Sukapura.


Sementara itu, Jumadi LMK Semper Barat juga melakukan pemantauan di sejumlah lokasi pemukiman warga rawan banjir diantara pemukiman RT 15 dan 16 /4 Semper Barat. Pemukiman ini rentan banjir. "Meski air sudah menggenangi akses jalan, namun warga belum beranjak dari dalam rumah mengingat air belum masuk kerumah" kata Jumadi. (Bian)

Diguyur Hujan, Jakut Dikepung Genangan Air

Tanjung Priok- Hujan yang mengguyur sejak siang tadi membuat sejumlah akses jalan tergenang air, pengguna jalan yang mengendarai sepeda motor maupun kendaraan pribadi terpaksa mengurangi kecepatan kendaraannya. Beberapa lokasi titik genangan air terlihat di Kawasan Koja ( Jalan Waru, Jalan Bayangkara, Jalan Semangka, Jalan Lontar, Jalan Walang Baru, Jalan Raya Plumpang, Jalan Mindi, Jalan Johar dan Jalan Alur Laut. Ketinggian genangan air mencapai 15cm hingga 20 cm.

Muhammad Effiskal, Camat Koja menjelaskan, kawasan Koja merupakan kawasan rawan genangan. Meski banyak genangan di wilayah namun air mudah surut ketika hujan reda. Pihaknya meminta kepada para lurah segera memantau dan memonitoring wilayah di titik rawan banjir dan genangan. "Hari ini memang hujan sangat deras, kami sudah meminta lurah untuk memonitoring wilayah dan melaporkan setiap ada banjir" tuturnya.

Sementara itu, sejumlah warga RW 5 dan RW 4 Semper Barat bersiaga di bantaran kali cakung lama memantau arus air kuatir jika hujan tidak turun akan mengakibatkan banjir. Pasalnya hujan yang sejak siang tadi hingga sore hari ini belum juga reda. Mereka cemas jika tak bersiaga tiba-tiba air membanjiri rumah warga.

"Sementara ini ketinggian air masih normal, meski banyak akses jalan tergenang, mudah-mudahaan hujan kali ini tidak membawa banjir" kata Amiruddin Ketua RT 1/5 Semper Barat, Cilincing.

Hasil pantauan disejumlah lokasi rawan banjir seperti di pemukiman Kampung Begog, Rawa Malang, Kampung Sepatan, Roa Malaka dan Kampung Sawah relatif aman, namun warga tetap bersiaga mengingat tempat tinggal mereka merupakan kawasan rawan banjir. (Bian)

Rabu, 29 Juni 2011

Harga Telur Ayam di Pasar Tradisional Melambung Tinggi

SUKAPURA- Meski bulan puasa masih satu bulan lagi, namun harga-harga kebutuhan pokok perlahan-lahan mulai naik. Salah satunya telur ayam. Konsumen mulai mengeluh, pasalnya harga sebelumnya Rp 15 ribu/ kilo naik menjadi Rp 18 ribu/kilonya.

"Ini kok seperti sudah biasanya, setiap mau datangnya bulan puasa harga-harga naik, seperti telur ayam, nanti apa lagi yang naik" tutur Isah 35, warga Sukapura usai membeli telur di Pasar Sukapura, Cilincing Jakarta Utara. Pengalaman tahun lalu memasuki bulan puasa dan lebaran harga telur bisa mencapai Rp 20 ribu/kilonya.

Begitupun di sejumlah pasar tradisional seperti di pasar Kalibaru, Ps Waru Lagoa, Ps Rawabadak dan pasar lainnya sudah menaikkan harga telur."Yaa memang semua mulai naik mas! harga kebutuhan pokok, soalnya dari agennya juga sudah naik" kata Safri 49, pedagang di Ps Sukapura.

Nasib Nelayan Marunda Kian Terpuruk, Anak Batal Sekolah!

MARUNDA- Nasib ratusan nelayan di pesisir Pantai Marunda, Cilincing kian hari makin memprihatinkan. Tempat mencari nafkahnya di laut sekarang ini sangat sulit untuk mendapatkan hasil tangkapannya. Akibat limbah yang sering membanjiri pesisir, larangan membuat sero di bibir pantai begitupun tambak-tambak nelayan yang kerap dilanda banjir rob membuat nelayan bingung harus berbuat apa. Sementara kebutuhan hidup sehari-hari meski dipenuhi.

Aslyik 52, Ketua Nelayan Pantai Pesisir Al-Alam Marunda menuturkan, Sedikitnya ada 118 nelayan yang tergabung dikelompoknya ini sudah 3 bulan tak bisa melaut untuk mencari ikan. Bahkan sebagian ada yang beralih profesi menjadi tukang ojek, kuli bangunan bahkan memungut sampah laut yang bisa dimanfaatkan jadi uang.  Karena penghasilan pas-pasan ini, banyak dari keluarga nelayan yang mengkorbankan anaknya putus sekolah.Bahkan jumlahnya mencapai puluhan.

"Akibat penghasilan melaut sudah tak ada, banyak dari nelayan di Marunda yang hidupnya pas-pasan bahkan harus mengkorbankan anaknya tidak sekolah" kata Aslyik.

Seperti yang dialami anggotanya Emin 45 ayah beranak dua warga RT 3/7 Marunda ini terpaksa tidak sanggup untuk membiayai kedua anaknya bersekolah lagi. Rohma 12 tahun harus putus sekolah ditengah jalan duduk di kelas 5 SD. Padahal Iwan ingin sekali bisa bersekolah seperti teman-teman lainnya.

"Mau sih pak sekolah lagi, begitu juga adik saya Iwan yang batal masuk ke kelas 1, karena bapak sama ibu engga punya uang untuk biaya sekolah" kata Rohma didampingi Aslyk Ketua  Kelompok Nelayan Al-Alam Marunda.

Begitupun dialami Ani 47, warga RT 6/7 Marunda terpaksa tidak mampu lagi menyekolahkan anaknya lantaran tak punya biaya kebutuhan untuk pendidikan anaknya. Kini Dewi 13, hanya bisa sekolah sampai di kelas lima saja. "Habis mau gimana lagi mas! penghasilan pas-pasan, biaya kebutuhan sekolah seperti perlengkapan dan uang buku harus membayar. Sementara untuk makan saja kembang kempis" keluhnya.

Ani yang kesehariannya hanya pedagang makanan dan minuman di pantai Marunda dan suaminya Mursal 48 pengemudi ojek motor ini hanya bisa pasrah dan berharap  ada solusi dari pemerintah.

Fhilis Sudianto Pemerhati Lingkungan Sosial Dan Pendidikan Jakarta Utara kurang pengawasan dan kontrol pihak instansi pendidikan terhadap anak-anak putus sekolah di kawasan pesisir pantai ini akibat kondisi ekonomi keluarganya. Meski Pemda DKI Jakarta sudah menjelaskan pendidikan gratis dan wajib bagi anak-anak untuk mendapatkan sekolah 9 tahun.

"Wajar jika masih banyak anak-anak di pesisir pantai ini putus sekolah, ini disebabkan kurang pengawasan, kontrol serta masih ada pungutan yang membebani orangtua murid. Untuk itulah Pemerintah tanggap, agar anak-anak yang putus sekolah tadi bisa merasakan pendidikan" tuturnya.

Liburan Isra Miraj, Peziarah Datangi Masjid Al-Alam Marunda

MARUNDA- Menyambut hari libur Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, yang jatuh pada hari ini 29/6/2011 berbagai aktivitas dilakukan oleh warga untuk mengisi liburan. Salah satunya berziarah ke Masjid Al-ALam Marunda di Kampung Marunda Pulo RW 7, Marunda Jakarta Utara. Masjid ini seringkali disebut Masjid Si Pitung, Masjid Al Alam 2, dan Masjid Al Auliya. Beberapa catatan sejarah menyebutkan, masjid ini dibangun Fatahillah pada tahun 1527.

Dikisahkan, ketika itu Fatahillah bersama pasukannya yang berasal dari Banten datang ke tepi pantai Marunda untuk menghadang armada Portugis yang akan mendarat di lokasi itu. Selain diiringi pasukannya, Fatahillah juga ditemani beberapa orang Waliyullah yang memiliki karomah tinggi. Tetapi Fatahillah tidak menempatkan pasukannya hanya di satu lokasi. Sebagian pasukannya dikonsentrasikan di beberapa lokasi yang berjauhan. Tujuannya agar mempermudah pengintaian seandainya armada Portugis tidak persis mendarat di Marunda.

Seluruhnya ada 7 lokasi. Tetapi hanya 4 lokasi saja yang hingga kini diketahui keberadaannya, yaitu di kawasan Pasar Baru (sekitar 25 km dari Masjid Al Alam 2), Masjid Al Alam 1 (sekitar 3 km dari Al Alam 2) dan di daerah Bojong (10 km dari Masjid Al Alam 2). Sedangkan Fatahillah bermarkas di Marunda. Fatahillah dikenal pula sebagai pendiri Kota Jakarta. Masjid ini pernah pula dijadikan markas pasukan Mataram sebelum menyerbu Batavia.

"Setiap ada tanggal merah islam, kami bersama keluarga kemari untuk berziarah dan melihat keadaan Masjid Al-alam mas! usai ziarah bisa berwisata ke laut" tutur Imah 45, warga Babelan, Bekasi Utara. Begitupun disampaikan Murti 39, warga Koja Jakarta Utara. Ia memilih berwisata ziarah ke Masjid Al-Alam selain lokasinya dekat dari tempat tinggalnya, juga ingin melihat seperti apa kondisi masjid yang usianya sudah ratusan tahun."Ternyata Masjid Al-Alam banyak karomahnya, luar biasa, apalagi air sumurnya tak pernah kering" ujarnya.

Usman 49, Ketua RT 3/7 Marunda menjelaskan  selain hari libur keagamaan islam, malam Jum,at maupun menyambut datangnya bulan Ramadhan banyak orang yang datang ke Masjid Al-Alam untuk berziarah atau berwisata rohani. Ziarah ini sudah berlangsung lama selama puluhan tahun. Bahkan adanya Masjid tersebut telah banyak membantu ekonomi warga sekitar untuk menjajahkan barang dagangannya seperti warung makan dan lainnya."Masjid Al-Alam banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah dan wilayah lainnya, karena masjid ini banyak mempunyai nilai sejarah perjuangan dan penyebaran agama islam" ujarnya. (Bian)

Selasa, 28 Juni 2011

Warga Minta Larangan Parkir Yang Roboh Segera Dipasang!

Warga Semper Timur, Cilincing meminta kepada Sudinhub Jakarta Utara segera memasang kembali rambu larangan parkir truk kontainer di sepanjang jalan Arteri Marunda, Cilincing yang diduga dirusak oleh orang tak bertanggung jawab.Pasalnya sejak rambu larangan parkir itu rusak dan tidak dipasang kembali, truk-truk leluasa memparkirkan kendaraan kontainernya di sepanjang jalan itu.

"Sejak rambu itu rusak dan diamankan petugas, kini truk-truk kontainer kian marak parkir di sepanjang jalan itu, akibatnya rawan macet dan kecelakaan" ujar Murdianto 40, pengemudi ojek yang mangkal diperempatan Arteri Marunda. Menurutnya, sudah tiga kali sepanjang ia mangkal ojek yang tak jauh dari lokasi rambu larangan parkir yang rusak dan disengajakan roboh itu. Tiga tahun lalu larangan masuk bagi truk kontainer tonase diatas 20 ton hilang, begitupun larangan berhenti disepanjang jalan juga hilang, kali ini larangan parkir disepanjang jalan bagi truk justru dirobohkan.

"Meskinya petugas menyelidiki, kenapa rambu-rambu yang terpasang di jalan Arteri Marunda kerap hilang atau dirusak, bisa jadi ada yang merasa dirugikan" tuturnya.


Parlindungan Butar-Butar Kasudin Perhubungan Jakarta Utara menjelaskan, rambu larangan parkir truk di sepanjang jalan arteri Marunda ini diduga rusak dan roboh karena di tabrak truk kontainer. Kini rambu larangan parkir yang terbuat dari besi setinggi 7 meter sudah diamankan ke kantor Sudin.

"Untuk pemasangan kembali rambu larangan parkir itu, pihak sedang menunggu RAB (Rencana Anggaran Belanja) agar bisa kembali dipasang" ujar Kasudin saat dihubungi melalui telepon selularnya.

Sementara itu, Fhilis Sudianto Pemerhati lingkungan dan pemerintahan menyayangkan jika pemasangan rambu larangan parkir tersebut harus menunggu RAB. Jika memang itu darurat dan penting bagi masyarakat meskinya bisa kembali dipasang. (Bian)