Sabtu, 09 Juli 2011

Trailer Bodong Masih Berkeliaran, Sumber Kemacetan!

MARUNDA- Masih berkeliarannya truk-truk kontainer tak layak jalan dan surat kendaraanya mati alias bodong kerap merugikan pengguna jalan yang melintas maupun awak sopir truk yang memang mentaati aturan dalam mengemudi. Dampaknya menjadi sumber kemacetan karena jumlah truk-truk tak layak jalan ini cukup banyak.Jurka 45, sopir Truk Kontainer Multi Maju Transportasi menjelaskan, meskinya truk-truk yang tak layak jalan ini ditertibkan.Sebab kendaraan truk-truk ini jika mengalami kerusakan di jalan bisa menjadi pemicu kemacetan. Begitu juga truk-truk tak layak ini kerap membuat awak sopir yang menggunakan truk sudah layak merugi."Banyak perusahaan memilih truk-truk tak layak tersebut selain mudah didapat, jarang ditertibkan dan harga sewanya murah" ujarnya.

Hal senada disampaikan Iyus 38, salah seorang pengurus jasa sewa angkutan barang. Memang ia lebih memilih truk-truk tak layak tadi untuk jarak dekat. Selain biayanya murah dan tidak banyak biaya pengeluaran di jalan. Jika kendaraan yang masih baru ongkosnya besar dan kerap menjadi sasaran pentugas. "Kalau truk-truk tak layak jalan ini jika kena pelanggaran banyak pengurusnya, kalau kendaraan baru kasihan sopir yang jadi korban dan tidak bisa dapat apa-apa! ujarnya. Beberapa waktu lalu, pihak Organda DKI Jakarta pernah meminta kepada pihak petugas untuk melakukan penertiban terhadap truk-truk tak layak maupun bodong. (Yan)

Penumpang Keluhkan Angkot Potong Rute, Minta Ditertibkan


CILINCING- Penumpang angkutan umum di Jalan Tipar Cakung maupun Jalan Arteri Marunda mengeluhkan ulah sopir angkot kerap melakukan pemotongan rute tidak pada tujuannya.Diantaranya angkot KWK U 03 Jurusan Tg Priok-Cakung maupun KWK U 05 Tanjung Priok - Bulak Turi.Akibatnya banyak penumpang dirugikan."Saya ini tujuan pulang ke Lagoa, tapi angkot yang kami tumpangi hanya sampai Semper, terpaksa harus menggunakan angkot lainnya" ujar Sri 28, karyawan KBN Cakung,Jakarta Utara.

Hal senada disampaikan Suripno 34, warga Tanjung Priok, dirinya berharap saat menumpang angkot dari Tanjung Priok bisa langsung ke Marunda. Nyatanya hanya sampai di Cilincing. Iapun harus menaiki angkot dengan nomor yang sama. Padahal ia bersama keluarga ingin menikmati wisata pesisir di Marunda.

"Kalau bisa angkot yang punya tujuan kesana tak perlu harus dua kali naik. Masa sih sama-sama jurusannya  naiknya sampai dua kali" kesalnya. Juli 38, sopir angkot KWK 03 Jurusan Cakung-Tg Priok menjelaskan, memotong rute ini salah satu upaya untuk bisa mendapat setoran lebih. Apalagi kondisi sekarang ini angkot menjamur dan penumpangnya hanya ada pada jam-jam tertentu saja."kami terpaksa melakukan motong rute mas! kalau tidak engga akan dapat uang setoran" tuturnya.

Beberapa waktu lalu, Samsul Nirwan menjelaskan apapun alasannya tidak diperboleh melakukan pemotongan rute karena itu sudah menjadi tanggung jawab sopir untuk mengantarkan penumpang sampai tujuan. "Kami sudah sering melakukan penertiban, bahkan setiap hari dilakukan operasi rutin. Kami tetap menindak jika terdapat angkot yang motong rute" tuturnya.

Sekedar diketahui, untuk tarif ongkos angkutan umum seperti KWK ini penumpang membayar sebesar Rp 2 ribu sampai 3 ribu. Jika harus menumpang hingga dua kali naik dengan nomor yang sama penumpang dirugikan. (Yan)

Jumat, 08 Juli 2011

Buruh KBN Cemas! Jelang Lebaran Habis Kontrak Kerja

CILINCING- Ratusan buruh yang bekerja di pabrik kawasan KBN, Cilincing mulai cemas memasuki bulan puasa dan lebaran berdampak masa kontrak kerja mereka mulai habis. Pasalnya hal ini sudah sering terjadi pengalaman tahun sebelumnya. Nina 34, buruh di salah satu pabrik di KBN saat ditemui istirahat kerja, dirinya merasa cemas mengingat status kerjanya hanya sebagai buruh kontrak. Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang puasa dan lebaran pihak perusahaan akan melakukan penghabisan masa kontrak kerja.

"Memasuki puasa biasanya banyak buruh yang habis masa kontraknya, padahal kontrak kerjanya sampai satu tahun" ujar Nina 24, mengaku tinggal di pemukiman Sukapura, Cilincing Jakarta Utara.

Hal senada disampaikan Ayu Anggaraini 27, Buruh PT Rismar di KBN Cilincing. Dirinya baru saja selesai masa kontrak kerjanya pada akhir bulan juni 2011 lalu. Hanya uang gaji yang diterimanya. "Udah engga aneh mas! kalau pabrik di KBN ini dalam menentukan kontrak kerja dan penerimaan pegawai dihitung sampai waktu sebelum lebaran, jadi mereka bebas tidak membayar kami THR " sahutnya.

Dirinya sangat sedih apalagi kebutuhan saat puasa dan lebaran nanti membutuhkan banyak biaya, belum lagi harus mengeluarkan biaya pendidikan anak."Engga tahu mas! ini lagi nyari-nyari kerja siapa tahu perusahaan butuh pekerja borongan" sahutnya.Baik Ayu dan Nina merupakan salah satu potret wajah ratusan buruh yang nasibnya hanya bisa lapang dada. Ia berharap instansi berwenang yakni Sudin Nakertrans Jakut melakukan pengecekan atau pengawasan terhadap perusahaan-perusahaan yang membuat aturan yang banyak merugikan buruh dan ketidakadilan.

Kapan Jalan Cacing Tak Macet Dan Normal!

Akibat penyempitan jalan di titik lokasi perbaikan jalan rusak di Jalan Raya Cakung-CIlincing (Tanah Merdeka-Cakung) berdampak kemacetan parah di kawasan itu. Sejak pagi hingga sore hari ini kendaraan yang melintas terpaksa rela antri berjam-jam untuk melintasinya.Penyebab terjadinya kemacetan di karenakan di empat titik lokasi sedang dilakukan perbaikan jalan dengan cara pengelupasan beton. Akibatnya terjadi penyempitan.


Add caption
Keluhan dirasakan Girno 45, sopir truk kontainer PT Abadi Multi Trans dan Sapto 32, sopir angkot KWK 01 jurusan Tg Priok-Cakung. Selain pengiriman barang terlambat maupun setoran angkot menurun mereka menuntut agar kemacetan cepat diatasi. Sebab kemacetan ini bukan dirasakan sehari atau dua hari, melainkan sudah satu bulan dirasakan kemacetan sepanjang hari.

Kamis, 07 Juli 2011

Kemacetan di Jalan Cacing Tak Pernah Tuntas!

CILINCING- Kemacetan di Jalan Raya Cakung-Cilincing selama satu bulan ini bukan hanya dikeluhkan masyarakat melainkan sejumlah pengendara kendaraan roda dua maupun pribadi yang melintasinya. Bahkan dampak dari kemacetan di jalan tersebut berimbas ke sejumlah akses jalan penting lainnya seperti Jalan Raya Tugu, Jalan Raya Pemadam Kebakaran Semper, Bundaran Simpang Lima Semper, Jalan Arteri Marunda sampai Jalan Raya Cilincing.

Kemacetan makin parah jika saat ini perbaikan jalan rusak belum dituntaskan, akibatnya terjadi antrian di lokasi titik perbaikan jalan tersebut yang mengalami penyempitan.

"Lihat saja mas! meskinya perbaikan jalannya cepat diselesaikan, sekarang malah ditinggalkan. Inikan jalan raya penting dan sebagai sarana lalulintas jalan nasional" kesal Hendri 45, sopir truk kontainer PT.Kopaba yang kesehariannya menghadapi kemacetan di kawasan itu.

Hal senada disampaikan Rusmin 38, sopir angkot KWK 01 Jurusan Tg Priok-Cakung. Buatnya dampak kemacetan yang kerap terjadi setiap hari di jalan Raya Cacing membuat pendapatan setorannya menurun. Apalagi awak sopir ini berharap pada jam-jam sibuk seperti pagi dan sore hari.

"Kalau macet begini terus terpaksa narik angkot sampai malam hari mas! supaya dapat setoran. Kalau engga ada macet sore sudah bisa setor" kata Rusmin yang harus mendapatkan uang setoran angkot Rp 270 ribu tiap harinya.

Maman Suparman Kasudin PU Jalan Jakarta Utara menjelaskan, kerusakan yang kerap terjadi kawasan Jalan Raya Cacing disebabkan tingginya volume kendaraan berat yang melintas kawasan itu setiap harinya. Dan untuk perbaikannya menjadi tanggung jawab dari Departemen PU dan Bina Marga.

Ditambahkan Maman, sekarang ini akses jalan tol JORR Rorotan-Semper Barat sudah dibuka, setidaknya bisa mengurangi volume kendaraan yang dari jalan umum. Dan sekarang ini sedang dilaksanakan pelebaran jalan cacing. "Mudah-mudahan dengan dilakukannya pelebaran jalan raya cacing bisa mengurangi kepadatan volume kendaraan dan kemacetan"  tutur Maman.

Minta Petugas Disiagakan!
Meski sudah dibantu petugas lalulintas dari Polda Metro Jaya beberapa personil di kawasan itu, namun tetap saja kemacetan tak bisa diatasi. Ditambah lagi di sejumlah putaran kendaraan dikuasai pak ogah yang menguasai jalanan itu dan parkir liar truk kontainer serta pelanggar lalulintas yang melawan arus hingga memperparah kemacetan. "Kalau bisa petugas lalulintasnya bertugas pada saat kemacetan, percuma kalau lagi lancar baru dijaga" cetus Rudi pengendara sepeda motor.
 
Hasil pantauan di lapangan sejumlah titik jalan yang rusak saat ini belum diperbaiki baru dilakukan pembongkaran berada di persimpangan Jalan Budi Dharma, Depan Volvo, Depan SPBU Pos IV Semper Timur dan Putaran KBN.

Cegah Teroris, OYK Digelar di Semper Barat

SEMPER BARAT- Untuk mencegah menjadi sarang teroris dan penjahat di wilayah Jakarta Utara, Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Jakarta Utara menggelar Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) di wilayah Semper Barat, Cilincing , Kamis (7/7). Dalam operasi tersebut sedikit 105 orang yang tidak memiliki identitas diri terjaring dari beberapa lokasi di kelurahan tersebut. Operasi Yustisi Kependudukan itu dipimping langsung oleh Walikota Jakarta Utara Bambang Sugiyono dan Kasudin Dukcapil Edison Sianturi. “Operasi ini tujuannya selain untuk melakukan pendataan kepada penduduk yang tidak memiliki identitas diri juga untuk mengantisipasi adanya pelaku teroris atau kejahatan lain bersarang di wilayah Jakarta Utara,”ungkap Bambang Sugiyono. 

Walikota juga menjelasnya, kegiatan OYK ini merupakan salah satu program Pemda DKI Jakarta yang dilandasi Perda No 4 tahun 2004 tentang pelaksanaan pendaftaran kependudukan dan Perda 8 tahun 2006 tentang ketertiban umum. “Pada prinsipnya Jakarta bukan kota tertutup, tetapi kalau ingin datang harus patuh pada peraturan diantaranya memilki identitas,tempat tinggal tetap dan memiliki pekerjaan” katanya.
Bambang Sigiyono juga meminta peran aktif FKDM (Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat) yang dibentuk di Kecamatan. Pembentukan itu untuk bekerja maksimal dan memonitoring wilayah dan berkooridnasi dengan pengurus RT/RW,LMK dan kelurahan. Tujuannya agar penduduk yang tak punya identitas atau masuk jaringan teroris tadi terdeteksi dini yang kemudian dilaporkan ke pihak berwajib. “Peran serta FKDM di Kecamatan sangat penting, untuk itulah perlu dioptimalkan agar guna mencegah seperti yang terjadi di Koja kemarin. Operasi ini tujuannya juga untuk membuat efek jera warga yang tidak miliki KTP DKI Jakarta” ujarnya.

Dalam operasi ini kata Walikota sedikitnya ada 105 orang yang tidak memiliki identitas diri berhasil dijaring dari dua RW 012 dan RW 13 kelurahan Semper Berat, Cilincing, Jakarta Utara. “Mereka didenda antara Rp25 hingga 50 ribu. Mereka yang diamankan itu rata-rata tidak memiliki KTP dimana ia tinggal. Penduduk yang terjaring itu langsung di sidang ditempat,”jelas Kasudin Dukcapil Edison Sianturi didampingi lurah Semper Barat Kelik Sutanto. (Bian)

Rabu, 06 Juli 2011

Ruko dan Kapal Terbakar di Penjaringan

kebakaran terjadi secara bersamaan di Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu, 6 Juli 2011. Si jago merah mulai membara di rumah toko empat lantai di Komplek Duta Harapan Indah, Blok OO Nomor 60, Kelurahan Kapuk Muara sejak Pukul 09.40 WIB. Tak berapa lama, api melalap sebuah kapal ikan yang sedang diperbaiki di Blok Timur, Pelabuhan Ikan Muara Baru.

"Kalau yang kapal, kebetulan sedang dilas, lalu terbakar. Kalau yang ruko kemungkinan karena hubungan arus pendek listrik," kata Kepala Seksi Operasional Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Utara, Nurdin Silalahi.Menurut Nurdin, kebakaran di kapal tidak besar. Dalam waktu 20 menit, satu unit mobil pemadam sudah berhasil mematikan api. "Tidak ada korban luka bakar, apalagi korban jiwa," kata Nurdin.

Adapun ruko yang menjual peralatan rumah tangga ini hangus hingga lantai terbawah. Untungnya angin tidak besar sehingga api tidak menyebar ke ruko di sekitarnya. Diduga akibat kebakaran ini kerugian materi mencapai Rp 3 miliar.Namun, Nurdin melanjutkan, pihaknya tetap mengirimkan 24 unit mobil pemadam untuk berjaga-jaga. Sebanyak 17 unit berasal dari Jakarta Utara, lima unit dari Dinas Pemadam Kebakaran DKI, dan dua unit dari Jakarta Barat. "Agak susah TKP-nya. Jadi, sebelum api menyebar kami jaga-jaga dengan kirim banyak unit," tambahnya.

Usai Panen, Petani Minta Harga Pupuk Dan Bibit Tidak Naik!

ROROTAN- Ratusan petani di Cilincing yang bermukim di kawasan Rorotan dan Marunda, melakukan panen raya. Panen yang baru bisa dirasakan tahun ini dimana sebelumnya mereka mengalami kegagalan lantaran cuaca tak mendukung. Meski ratusan petani merasakan panen namun tetap mencemaskan usai panen.

"Biasanya kalau usai panen, harga-harga untuk bibit dan pupuk naik mas! inilah terkadang beras produksi sendiri jadi naik lantaran ulah tengkulak" ujar Mista 38, salah satu petani di Rorotan.

Hal senada disampaikan, Sanusi Petani di RT 2/5 Marunda, Cilincing. Meski dirinya nampak gembira dan senang bisa panen tahun ini, namun ia berharap agar pemerintah memperhatikan nasib petani yang semakin hari kian terpinggirkan. Apalagi sebagian besar yang lahan yang ditanam merupakan tanah garapan.

"Kalau bisa di kawasan Marunda dan Rorotan bisa dijadikan kawasan pelestarian lahan persawahan, agar nasib petani tidak terpinggirkan" ujarnya.

Ditambahkan Sawani 50, panen kali ini memang sangat bagus, namun tidak seperti tahun 2010 lalu yang mengalami kegagalan dua kali panen. Kerugianpun dirasakan hingga belasan juta.

"Kalau bisa baik petani mandiri dan kelompok untuk mendapatkan bibit,pupuk dan pestisida harganya tidak melonjak. Sebab kalau usai panen hargapun naik tak terkira" ujarnya.

Sekedar diketahui, setiap satu hektar lahan persawahan, petani membutuhkan 7 sampai 8 kantong bibit. Setiap kantongnya seharga Rp 40 ribu. Begitu juga untuk pupuk. Satu kuintalnya seharga Rp 100 ribu. Untuk lahan satu hektar dibutuhkan 8 kuintal. Belum lagi pestisida dan membayar upah penggarap serta pemeliharaan irigasi air " Untuk memberikan upah penggarap sawah usai panen biasanya borongan bisa mencapai Rp 1 juta" kata Sawani.

Iapun berharap pemerintah bisa memberikan bantuan terutama soal mesin pompa air kepada nasib petani. Mengingat sering kali petani mengalami kegagalan panen lantaran tidak mendapatkan pasokan air ke lahan persawahan. (bian)

Kel Koja Duta Jakut Lomba RW Ke Tingkat Propinsi

KOJA- Kelurahan  Koja, Jakarta Utara menjadi duta Jakarta Utara dalam lomba RW tingkat Propinsi DKI Jakarta. Pemukiman RW 11 Kel Koja memang patut menjadi andalan Kota Jakarta Utara, aktivitas dan peran serta masyarakat dan pengurus RT sangat solid dalam mengembangkan pembangunan dan kesehatan lingkungan, termasuk dalam pemberdayaan masyarakatnya.

Menurut Muhammad Andri Lurah Koja, berbagai kegiatan masyarakat seperti kebersihan lingkungan, sistem adminstrasi wilayah, penghijauan, pembinaan masyarakat dan kesehatan masyarakat berjalan efektif.

"Banyak potensi di RW 11 yang menjadi unggulan salah satunya penghijauan bersama lidah buaya yang dibudi dayakan jadi makanan sehat" tutur M.Andri Lurah Koja Jakarta Utara.

Sementara itu, H Sutrisno Ketua RW 11 Koja menjelaskan, keunggulan RW 11 selain melakukan penghijauan serentak lidah buaya, juga mengoptimalkan disemua RT kegiatan kebersihan lingkungan. Diantaranya Kerja bakti mingguan, pemilahan sampah di 60 titik,bank sampah,dan kader kebersihan lingkungan. "Warga RW 11 sangat peduli dengan lingkungannya, karena itulah baik pengurus RT/RW serta tokoh masyarakatnya sangat gencar jika menyangkut masalah lingkungannya" tutur Sutrisno. Sekedar diketahui, jumlah penduduk ada 1.260 jiwa dari 342 KK tersebar di 9 RT. (Bian)

Selasa, 05 Juli 2011

Camat Minta Lurah Ciptakan Suasana Aman Dan Nyaman Di Lingkungan

KOJA- Camat Koja meminta kepada para lurahnya dalam rangka menyambut datangnya bulan puasa serta menciptakan suasana nyaman dan kondusif dalam menyambut bulan baik tersebut. Dan mengajak semua lapisan masyarakat dari mulai tokoh masyarakat, tokoh agama, RT/RW dan pemudanya untuk tetap menjaga hubungan tali silahturahmi serta mengajak para orangtua yang mempunyai anak-anak tidak terlibat tawuran.

"Kita sudah meminta pak lurah agar melakukan safari ramadhan pada saat bulan puasa nanti, tujuannya agar hubungan tali silahturahmi bersama warga terjaga. Dengan Silahturahmi bisa menjalin kebersamaan" ujar Muhammad Effiskal Camat Koja, Jakarta Utara.

Sementara itu Lurah Koja M.Andri Dan M Maibu Lurah Rawabadak Selatan menjelaskan, dalam menyambut datangnya bulan puasa selain melakukan Tarling(tarawih keliling) ke RW, pihaknya bersama Kamtibmas Kelurahan untuk melakukan patroli wilayah untuk memonitoring wilayah selama jalannya bulan puasa. Begitupun kepada RT/RW agar mengajak warganya menghindari perbuatan yang tidak baik seperti melarang bermain petasan maupun mencegah tawuran tetap disampaikan.

"Untuk menyambut datangnya bulan puasa, dan mencegah terjadinya hal-hal tidak dinginkan, kita sepakat untuk menciptakan suasana nyaman dan kondusif di wilayah lingkungan warga" tutur M. Andri. (Bian)a

Perlu Pendekatan Sosial Atasi Tawuran Di Kalibaru

Aksi tawuran antar warga tak hanya rutin terjadi di Manggarai dan Johar Baru, tapi juga di Kalibaru, Jakarta Utara. Tawuran diduga sengaja dilakukan warga untuk mengalihkan perhatian petugas dari transaksi narkoba.

"Saya dapat informasi kalau ada tawuran berarti ada transaksi (narkoba), tapi ini masih berupa informasi, belum ada bukti yang menguatkan," kata Kepala Polisi Sektor Kalibaru Komisaris Polisi Tuhana di kantornya, Senin 04 Juli 2011.

Tuhana mengatakan tawuran biasanya tersebar di tiga titik di Kalibaru, yaitu di RW 07, RW 12, dan RW 17. Warga yang tinggal di ketiga RW tersebut, Tuhana melanjutkan, biasanya janjian dulu sebelum tawuran. "Mereka saling sms dulu sebelum tawuran," katanya.

Karena itu, Tuhana melanjutkan, pihaknya agak sulit melerai bentrok warga tersebut. Sebab dua pihak yang saling bentrok ini saling berkomunikasi. "Jika dilerai di satu tampat," kata Tuhana, "Tawurannya pindah ke tempat lain."

Seringnya tawuran antar warga di Kalibaru, Tuhana melanjutkan, karena sebagian besar anak muda di wilayah tersebut pengangguran. Mereka juga terdiri dari beragam suku. "Mungkin juga karena narkoba karena setiap minggu ada saja yang ketangkep karena mengkonsumsi narkoba," katanya.

Pihaknya, kata Tuhana, setiap malam selalu menempatkan sejumlah personel di tiga RW untuk mengantisipasi tawuran. Selain itu sosialisasi agar warga menghentikan rutinitas tawuran juga selalu digelar. "Terakhir tawuran dua minggu lalu," katanya. Tawuran antar warga kerap terjadi di beberapa titik di Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara. Antara lain di RW 07, RW 12, dan RW 17. Polisi menduga tawuran sengaja dilakukan warga untuk mengecoh petugas dari transaksi narkoba.

Tokoh masyarakat Kalibaru, Cilincing, Jakarta Utara, Fhilys Sudianto, mengatakan tawuran antar warga yang kerap terjadi di wilayah tersebut semata karena kenakalan anak-anak. "Bukan untuk mengalihkan perhatian petugas biar transaksi narkoba lancar," katanya ketika dihubungi, Senin 3 Juli 2011.


Fhilys menambahkan tawuran biasanya dilakukan anak-anak remaja belasan tahun. Sehingga, kata dia, tak mungkin tawuran terjadi karena ada transaksi narkoba. "Kecuali kalau tawuran dilakukan dua geng. Selama ini tawuran dilakukan anak-anak karena spontan saja," katanya.

Ia meminta petugas Kepolisian meningkatkan pengamanan di wilayah tersebut. Apalagi, kata dia, menjelang Ramadhan frekwensi tawuran biasanya meningkat. "Kalau Ramadhan biasnaya tiap malam terjadi tawuran," katanya. Dan juga selama ini sering terjadinya tawuran di Kalibaru perlu dilakukan pendekatan sosial dan berbagai aktivitas agar tidak terulang lagi. Kalibaru merupakan kawasan multi etnis, beraneka ragam masyarakat berbaur di satu lingkungan, begitu juga aktivitas warga yang sebagaian besar berprofesi sebagai kuli kasar di pelabuhan atau nelayan laut.

"Pendekatan sosial mungkin menjadi salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tawuran" ujarnya.

Hindari Genangan Air di Jalan, Pengendara Motor Tewas Tergilas Trailer

Menghindari genangan air, satu dari dua penunggang sepeda motor tewas digilas trailer di Jalan Raya Tugu, Koja, Jakarta Utara, Selasa (5/7). Korban tewas seketika dengan kondisi kepala remuk, sementara rekannya yang dibonceng berhasil lolos dari maut kendati mengalami luka memar di sekujur tubuhnya.
 
Yuditya Gagarin, 21, tak mampu mengendalikan laju sepeda motor Honda Revo B 3505 BBM yang dibawanya akibat tergelincir saat berusaha menghindari genangan air di jalan tersebut. ‘Yudit jatuh ke sebelah kanan, sementara saya ke kiri,’ ujar Riko, 42, rekan korban.

Kecelakaan maut yang menimpa pemuda berprofesi sebagai tukang servis AC itu berawal ketika kedua penunggang motor tersebut tengah mengarah ke Cilincing untuk menunaikan tugasnya. Laju motor melambat saat korban melihat ada genangan air di depannya, selanjutnya ia berinisiatif mengambil lajur sedikit ke kanan jalan untuk menghindari genangan tersebut. ‘Mungkin jalanan licin, motor terjatuh. Dan di saat bersamaan datang trailer dari belakang,’ kata Riko. Yudit tewas tergilas roda belakang trailer B 9689 UEH yang dikemudikan Irwandi, 33. ‘Sopir masih kita mintai keterangan, sementara korban dievakuasi ke RSCM untuk keperluan visum,’ ujar Kanit Laka Lantas Jakut, AKP Didik. S .

Cegah Tawuran, LMK Dan Lurah Gelar Road Show RW

KALIBARU- Kelurahan Kalibaru bersama 14 anggota LMKnya akan melakukan Road Show ke  lingkungan RW di Kalibaru dari tanggal 9 -27 Juli 2011. Tujuan Road Show selain melakukan silahturahmi ke kantor RW sekaligus pengenalan LMK kepada masyarakat, tokoh masyarakat, pemuda dan PKK.

Menurut Seran Hambali Lurah Kalibaru didampingi Ketua LMK Kalibaru Slamet Alfaridji menjelaskan, kegiatan ini merupakan program kerja LMK dalam rangka silahtuhrami dan menampung aspirasi masyarakat dalam memberikan informasi pembangunan wilayah termasuk pembinaan wilayah secara keseluruhan. Begitu juga pemberitahuan menyambut datangnya bulan puasa serta menciptakan suasana aman, tertib dan nyaman untuk warga Kalibaru.

"Road Show dilakukan selama 14 hari ke 14 RW di Kalibaru, satu hari itu dimanfaatkan untuk mengumpulkan aspirasi masyarakat serta sumbangsih warga dalam memberikan informasi pembangunan lingkungan dan lainnya" ujar Seran Hambali Lurah Kalibaru.

Slamet Alfaridji Ketua  LMK Kalibaru menuturkan, dengan kegiatan ini selain masyarakat bisa menyampaikan keinginan dan usulan untuk wilayahnya melalui LMK dan menjaga hubungan harmonis antar warga, juga kegiatan ini mengikat bahwa LMK sebagai motor masyarakat tidak ada perbedaan dalam menyelesaikan setiap persoalan.

"Kita ini sudah dipilih oleh masyarakat, tak ada perbedaan antara LMK RW , semua yang duduk jadi LMK adalah duta aspirasi masyarakat untuk bisa memajukan wilayahnya" ujarnya. Ditambahkan, apalagi sebentar lagi akan memasuki bulan puasa, diharapkan peran serta semua lapisan masyarakat Kalibaru untuk menjadi bulan puasa ini bulan penuh berkah dan warga yang menjalankan ibadah nyaman, aman dan tertib.

Senin, 04 Juli 2011

Tak Punya Biaya, Rela Anak Lulus SD Gagal Sekolah

MARUNDA- Lantaran tak punya biaya dan keterbatasan ekonomi, pasangan suami istri Wasta 40 dan Muminah 37 warga RT 3/1 Marunda, Cilincing terpaksa membatalkan niat anaknya untuk melanjutkan sekolah ke SMP.Padahal Pemda DKI Jakarta sudah mempunyai program 9 tahun wajib sekolah bagi anak-anak usia sekolah.

Dewi 12 tahun, siswa lulusan SDN 02 Marunda tahun 2011 ini tak mau lagi tinggal dirumahnya, lantaran malu karena teman-teman sebayanya tetap melanjutkan sekolah ke SMP.Kini Dewi mengungsi ke rumah neneknya di daerah Bojong, Bekasi Utara.

"Sejak lulus SD, ia memang keinginan untuk melanjutkan ke sekolah lagi, tapi apa daya mas! biaya untuk kebutuhan hidup sehari-hari sudah pas-pasan" ujar Muminah sambil meneteskan air matanya.



Dijelaskan, saat ini sang suamipun kesulitan untuk bisa melaut, terlebih lagi laut tempat untuk mencari nafkahnya sudah tercemar limbah. "Sekarang ini susah mas! untuk mendapatkan kepiting dan rajungan, apalagi laut sekarang banyak limbahnya" sahut Wasta. Penghasilan yang didapatinya dalam satu minggu hanya Rp 150 ribu. Itupun kalau lagi dapat banyak tangkapan.

"Kalau tak ada limbah tangkapanya bagus, namun hasilnya cuma bisa untuk makan dan menabung untuk bayar kontrakan rumah" kata Wasta. Penghasilan pas-pasan ini cuma untuk bayar kontrakan Rp 250 ribu/ bulannya, makan sehari-hari dan anak kedua Arjuna yang baru berusia 2 tahun.

"Sedih sih pak! kalau anak sampai tak bisa melanjutkan sekolah, apalagi si anak itu punya keinginan untuk melanjutkan" tuturnya.

Nasib serupa juga dialami Ani 47, warga RT 6/7 Marunda terpaksa tidak mampu lagi menyekolahkan anaknya lantaran tak punya biaya kebutuhan untuk pendidikan anaknya. Kini Dewi 13, hanya bisa sekolah sampai di kelas lima saja. "Habis mau gimana lagi mas! penghasilan pas-pasan, biaya kebutuhan sekolah seperti perlengkapan dan uang buku harus membayar. Sementara untuk makan saja kembang kempis" keluhnya.

Ani yang kesehariannya hanya pedagang makanan dan minuman di pantai Marunda dan suaminya Mursal 48 pengemudi ojek motor ini hanya bisa pasrah dan berharap agar ada solusi dari pemerintah. Hal senada disampaikan Minah 40, warga RT 7/7 Marunda lainnya. Dirinya tak mampu lagi untuk bisa menyekolahkan anaknya Kristina 12 tahun yang baru tamat SD tahun ini. Ibu beranak tiga ini pesimis karena melihat NEM anaknya hanya 16.20. besar kemungkinan tidak mendapatkan sekolah negeri.

Aslyik 49, Ketua Nelayan pesisir Al-Alam Marunda membenarkan banyaknya anak-anak dipesisir pantai Marunda putus sekolah lantaran orangtua mereka tak mampu lagi membiayai karena sekarang ini sulit bagi nelayan untuk mencari nafkah.

Begitupun dengan fasilitas pendidikan di kawasan pesisir, hanya ada sekolah negeri tingkat SD, namun untuk sekolah tingkat SLTP harus mencari ke wilayah lain atau ke Bekasi Utara. " rata-rata pendidikan anak-anak nelayan di sini hanya sampai di bangku SD,karena di pesisir tak ada SMP negeri. Kalaupun ada lokasinya jauh dan butuh biaya trasport mahal" ujarnya. (Bian)

Minggu, 03 Juli 2011

Warga Sesalkan Camat Dan Lurah Studi Banding Ke Luar Kota

TANJUNG PRIOK- Studi banding yang dilakukan Camat dan lurah Se- Jakarta Utara ke luar kota yakni Surabaya kemudian ke Bali sangat disayangkan oleh masyarakat. Tujuan studi banding untuk melihat dari dekat suksesi Kota Surabaya yang mendapatkan Adipura tahun 2011 ini. Pasalnya kegiatan studi banding tersebut dilakukan pada jam kerja yakni jum,at kemarin. Padahal hari tersebut merupakan hari kejepit dan dimana banyak masyarakat membutuhkan pelayanan umum.

"Saya tahu studi banding untuk kepentingan pekerjaan, masa sih cuma gara-gara engga dapat Adipura harus studi banding, meskinya koreksi apalagi kita kota Metropolitan" Ujar Maman 34, warga Tanjung Priok menyampaikan keluhan kekesalan lantaran batal mengurus surat penting di kantor kelurahan. Begitu juga disampaikan Fhilis Sudianto LSM Pemerhati Sosial dan Pemerintahan Jakarta Utara yang juga mantan Dekel. Ia menilai kegiatan studi banding tak mestinya harus meninggalkan pelayanan masyarakat.Lagi pula kalau memang persoalannya Adipura, harusnya ada catatan apa yang menjadi kekurangan, dan anggaran studi banding tersebut bisa dimanfaatkan ke lokasi lingkungan untuk melakukan penataan mana yang jadi kekurangan dalam penilaian Adipura.

"Jadi sangat disayangkan lah! Kalau Camat dan Lurah harus mengorbankan pelayanan masyarakat untuk kepentingan masalah Adpura" tuturnya.Hasil pantauan di 6 Kecamatan dan 31  kelurahan di Jakarta Utara seperti di Kel Papanggo, Rorotan, Semper Timur, Kelapa Gading, Tanjung Priok, Pademangan TImur dan Kel Tugu Utara dan lainnya hampir sama keluhan masyarakat yang menyayangkan studi banding. "Daripada buat Studi Banding mendingan buat membantu warga miskin" ujar Sadiyah Warga Semper Timur, Cilincing Jakarta Utara.

Galian Pipa Tak Kunjung Selesai, Banyak Jalan Rusak!

TANJUNG PRIOK- Bongkar pasang yang dilakukan pihak PT Aetra untuk memasang pipa air bersih disejumlah akses jalan berdampak banyaknya kerusakan jalan yang menimbulkan rawan kecelakaan.  Seperti di Jalan Tipar Cakung, Jalan Plumpang -Semper, Jalan Walang Baru, Jalan Budi Mulya Pademangan, Jalan Pegangsaan Dua depan rumah sakit RSPI sedang dilakukan penggalian untuk pemasangan pipa. Ironisnya jalan-jalan yang sudah dibongkar tadi tak dikembalikan kondisinya seperti sediakala.

"Lihat  mas! habis digali ditutup dengan lumpur dan batu krikil saja, akhirnya jalan jadi berlubang dan membahayakan bagi pengguna jalan" tutur Irwan 45, warga Jalan Tipar Cakung,Semper Barat, Cilincing.

Hal senada disampaikan Kairil 34, warga Pademangan Barat yang mengeluhkan adanya galian pipa disepanjang Jalan Budi Mulya RW 10 dan sejumlah gang dan lorong pemukiman warga. Akibat galian pipa ini akses jalan ditutup. Akibatnya banyak pengguna jalan kebingungan untuk mencari jalan alternatif. "Meskinya jangan menutup jalan dong! sudah tahu di wilayah ini jalannya sempit dan banyak lorong-lorong" pungkasnya.

Menanggapi hal ini Pihak Sudin PU Jalan Jakarta Utara berjanji akan menindak lanjuti keluhan warga. Maman Suparman Kasudin PU Jalan Jakarta Utara menjelaskan, pekerjaan rekanan PT Aetra ini memang meminta ijin ke Dinas PU Jalan, tetapi dalam pengembalian kondisi jalan, pihak rekanan meski memperbaikinya seperti semula, jika tidak akan ada sangsi. "Kami sudah memanggil dan memperingatkan rekanan PT. Aetra yang melakukan pekerjaan galian untuk segera memperbaiki seperti semula jika pekerjaan selesai. Apalagi pengerjaannya dilakukan pada jalan yang baru selesai kami perbaiki" tuturnya.
 

Terima Kasih Pak Gubernur! Ada BKT Tak Ada Banjir!

CILINCING- Sejak di bangunnya Banjir Kanal Timur (BKT) di kawasan Rorotan dan Marunda, sejumlah pemukiman warga di bantaran kali yang selama ini menjadi langganan banjir tak kuatir akan banjir. Hal ini dirasakan beberapa hari lalu saat hujan deras turun sepanjang hari. Padahal lokasi rawan banjir ini kerap dilanda kecemasan saat hujan lebat turun.

"Tahun 2002 dan 2007 kawasan kami langganan banjir jika hujan deras satu jam turun, tapi sejak ada BKT hujan deras kemarin wilayah kami aman dari banjir" jelas Karma 45, warga RW 5 Bantaran kali Cakung Lama, Semper Barat, Cilincing.

Hal senada disampaikan, Muksin 34, warga Bantaran Kali Begog Semper Timur, dan Irsa 39, warga Kali Rawa Indah Sukapura, Cilincing. Lima tahun lalu wilayah kami selalu langganan banjir saat hujan deras turun. Namun sekarang ini warga merasa nyaman, sebab hujan deras dua hari lalu tak ada pemukiman warga yang terendam banjir.

"Terima kasih pak Gubernur! berkat pembangunan BKT di Cilincing wilayah kami sekarang bebas dari banjir dan warga tak lagi cemas! pungkas Muksin yang juga disampaikan warga Semper Timue dan Sukapura.

Dedi Tarmidzi Wakil Camat Cilincing menjelaskan, memang adanya BKT sangat mempengaruhi bagi wilayah-wilayah yang rawan banjir saat siraman hujan deras. Namun hujan dua hari lalu tak ada laporan dari posko banjir adanya rumah-rumah warga yang di lokasi rawan banjir terendam.

"Meski sekarang sudah ada BKT, warga harus tetap peduli pada lingkungannya seperti kepedulian pada lingkungan untuk membersihkan saluran dari sampah dan merawat saluran di lingkungannya" tutur Dedi Tarmidzi.

Kel Lagoa Duta Jakut Lomba P2WKSS Ke Provinsi

LAGOA- Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja Jakarta Utara berupaya untuk menjadi terbaik dalam lomba P2WKSS (Peningkatan Peranan Wanita menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera ) tingkat DKI Jakarta. Sebagai Duta Jakarta Utara berbagai persiapan dan inovasi di lakukan kelurahan. Seperti Warung Balita Sehati, di RW 9, Pemanfaatan tanah pekarangan,pembuatan rumah komposting skala dasa wisma,Gerakan masyarakat Magribdi RW 17,pengenalan mainan robotic bagi PAUD serta RW siaga.

Plh Lurah Lagoa Haryadi menjelaskan, Kel Lagoa sebagai Duta Jakut berupaya untuk melakukan perbaikan ke tingkat propinsi. P2WKSS adalah program peningkatan peranan perempuan dalam pembangunan yang berupaya mengembangkan SDM dan lingkungannya untuk mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia.

"Saat ini sedang membangun Bengkel Kerja pembuatan rumah komposting di 18 RW di Lagoa dengan metode media vertikultur (Pemanfaatan tanah pekarangan" ujar Haryadi.

Dijelaskan, saat ini pengembangan media vertikultur sudah ada di 6 RW, rencananya bulan ini 18 RW sudah memilikinya.

Henni, salah seorang kader PKK sangat bahagia mengingat wilayah menjadi salah satu terbaik mewakili kotamadya Jakut. "Jika semua perempuan berfikir untuk memajukan lingkungannya, lingkungan sehat,indah dan asri serta menjadi nilai ekonomis" tuturnya.

Sekedar diketahui, Kel Lagoa merupakan salah satu kawasan terpadat di Kecamatan Koja sebagai pemukiman padat. Jumlah penduduk sebanyak 60.187 jiwa dari 16.558 KK yang tersebar di 18 dari 222 RT. Ada 6 RW pemukiman padat memiliki berbagai potensi diantaranya Warung Balita, kebun bibit, pembuatan coklat,kolam gizi dan sebagainya. Begitu juga program KB di kawasan ini cukup baiknya. dari tahun 2009 lalu jumlah balita 4.340 balita, tahun 2010 4.083 dan tahun 2011 ini 3.910 balita.